Rabu, 08 April 2009

Enterovirus 71, Si Pembawa Maut (Hand, Foot, and Mouth disease)

Kementerian Kesehatan Cina mengeluarkan perintah siaga nasional Sabtu (3/5) karena merebaknya virus maut yang telah merenggut jiwa 23 anak-anak di satu kota dengan cepat. Peningkatan kesiagaan dilakukan karena melonjaknya kasus penyakit yang disebabkan virus Enterovirus 71 atau EV-71, satu jenis penyakit kaki, mulut dan tangan. Fenomena ini tampaknya harus diantisipasi dengan cermat dan cepat oleh masyarakat khususnya pihak departemen kesehatan. Bukankah penyakit SARS dan flu burung juga diawali terjadinya di daratan Asia tersebut ? Tetapi justru selanjutnya di Indonesia penyakit yang berpotensi pandemi itu sering lebih sulit dikendalikan di Indonesia.

Bagi masyarakat Indonesia kejadian luar biasa tersebut sebenarnya mungkin merupakan hal yang biasa. Karena, infeksi kaki, tangan dan mulut adalah suatu yang sering terjadi di Indonesia. Yang menjadi tidak biasa adalah penyebabnya enterovirus 71, yang cukup mematikan. Dalam era globalisasi dimana tranportasi serta perpindahan penduduk antar negara yang demikian pesat bukan tidak mungkin penyakit yang sangat cepat penyebarannya itu nantinya berpotensi mengancam masyarakat Indonesia. Kejadian luar biasa yang ditemukan di bagian selatan Cina memicu kekhawatiran bahwa virus itu kemungkinan akan menyebar, karena bulan Juni dan Juli dianggap sebagai musim puncak penyakit ini

Infeksi Kaki tangan dan Mulut
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae, Genus Enteroviru. Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus, Echovirus dan Enterovirus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.

Satu kelompok dengan infeksi KTM adalah vesicular stomatitis dengan eksantema (KTM)- Cox A 16, EV 71, vesikular faringitis (Herpangina) - EV 70 dan Acute Lymphonodular Pharyngitis - Cox A 10.

Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah penyakit umum dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak, misalnya di sekolah atau di tempat penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama manusia. Virus ini tersebar dari kotoran seorang yang terkena ke mulut orang lain lewat tangan tercemar, tapi bisa juga disebarkan lewat lendir mulut atau sistem pernapasan dan sentuhan langsung dengan cairan di dalam lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya makan waktu di antara 3-5 hari baru lepuhnya timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menulari. Virus ini bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.

Manifestasi klinis.
Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun pada orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak menunjukkan gejala atau hanya ringan

Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri tengorokan atau infeksi tengorokan (faringitis), sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus atau luka dimulut seperti sariawan di sekitar lidah, gusi, pipi sebelah dalam, terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapel) ada dibokong.

Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39oC) atau demam tidak turun-turun, denyut jantung sangat cepat (Tachicardia), sesak, malas makan minum, muntah atau diare dengan dehidrasi, badan sangat lemas, kesadaran turun atau kejang-kejang.

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini adalah infeksi selaput otak atau meningitis (aseptic meningitis, meningitis serosa atau non bakterial), infeksi otak atau encefalitis (bulbar), infeksi otot jantung atau miokarditis (Coxsackie Virus Carditis) dan perikarditis, paralisis akut flasid (Polio-like illness), infeksi paru atau pneumonia. Resiko untuk terjadi ancaman jiwa lebih sering terjadi pada infeksi enterovirus 71, sedangkan virus Coxsackie sangat jarang terjadi ancaman jiwa kecuali pada penderita dengan kondisi daya tahan tubuh yang menurun.

Diagnosis laboratorium adalah dengan mendeteksi virus melalui Immuno histochemistry (insitu) Imunofluoresensi antibodi (indirek), Isolasi dan identifikasi virus. Pemeriksaan lain dengan mendeteksi RNA seperti RT-PCR Primer, partial DNA sekuensing (PCR Product). Sebenarnya secara klinis atau tanpa pemeriksaan laboratorium sudah cukup untuk mendiagnosis KTM. Sedangkan melalui pemeriksaan penunjang tersebut dapat diketahui apakah penyebabnya Coxsackie A-16 atau Enterovirus 71.

Penanganan penyakit ini tidak ada yang khusus, karena merupakan penyakit “self limiting disease” atau penyakit yang sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Penderita perlu istirahat karena daya tahan tubuh menurun. Obat golongan paracetamol atau penurun panas digunakan dalam penganan demam yang terjadi. Dalam keadaan tertentu dapat diberikan Immunoglobulin IV (IGIV) pada pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun seperti pada bayi. Pemberian cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan demam.

Pencegahan dan Antisipasi
Perilaku hidup sehat dan bersih adalah pencegahan dan perlindungan terbaik. Sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah ke WC, sebelum makan, sesudah membuang ingus dan sesudah mengganti popok atau pakaian kotor. Pinjam-meminjam cangkir, sendok garpu, alat kebersihan pribadi misalnya handuk, lap muka, sikat gigi dan pakaian, terutama sepatu dan kaus kaki adalah perilaku yang berpotensi mempercepat penyebaran penyakit ini. Mencuci pakaian kotor harus dengan baik dan higienis. Perilaku batuk dan bersin, sebaiknya harus menutup mulut dan hidung dengan baik. Bersihkanlah hidung serta mulut dengan tisu wajah, sesudah dipakai sekali buanglah, kemudian cucilah tangan. Anak yang terkena penyakit tangan, kaki dan mulut seyogyanya jangan dulu ke sekolah atau tempat penitipan anak sampai lepuhnya mengering. Penyakit ini sebaiknya dilaporkan kepada pengurus tempat penitipan anak atau kepala sekolah untuk dilakukan pencegahan dengan baik.

Seperti halnya infeksi virus pandemi lainnya seperti SARS atau flu burung, fenomena infeksi enterovirus 71 di bagian selatan Cina tersebut sangat berpotensi menyebar di Negara Indonesia bila tidak dilakukan antisipasi dengan baik. Meskipun diakui untuk melakukan skrening atau deteksi manusia yang masuk dari negera tersebut ke Indonesia sulit dilakukan. Paling tidak departemen kesehatan dan berbagai jajarannya termasuk tenaga medis di Indonesia nantinya harus cepat dalam mengantisipasinya. Tindakan yang mungkin segera dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan “traveller warning” kepada masyakat Indonesia dalam berkunjung ke daerah yang berpotensi terjadi penularan. Nantinya harus lebih dicermati apakah infeksi KTM yang terjadi di dalam masyarakat adalah Coxsackie A 16 atau Enterovirus 71. Untuk itu diperlakukan penemuan kasus dan pelaporan yang baik dan terkoordinasi bila terjadi. Jangan sampai infeksi enterovitrus 71 sudah banyak mengancam nyawa anak Indonesia, tetapi tindakan antisipasi baru dilakukan.


Sumber : www.solusisehat.net

Sabtu, 21 Maret 2009

Yang Berbahaya Di Lingkungan Kita

1. Bekas Botol Aqua

Mungkin sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai dan memakai ulang botol plastik dan menaruhnya di mobil atau di
kantor. Kebiasaan ini tidak baik, karena bahan plastic botol (disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai di botol2 ini mengandung zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol plastik.

2. Penggemar Sate

Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil
pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan
sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun
setelah makan sate.

3. Udang dan Vitamin C

Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses
reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam.

4. Mi Instan

Untuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika
Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa mi
instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti
kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi mi
instan setiap hari . Akhirnya dia menderita kanker.
Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita
memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.

5. Bahaya Dibalik Kemasan Makanan

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung " makanan. Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.
Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan. Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan,
kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi. Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu
kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan . Tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.

INILAH RANKING TERATAS BAHAN KEMASAN MAKANAN YANG PERLU ANDA WASPADAI

5.1. Kertas

Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia , timbal masuk melalui saluran pernapasan atau ngan kita. pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang
terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang.
Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbale makanan tsb. Sebagai usaha pencegahan , taruhlah makanan jajanan tersebut di atas
piring.

5.2. Styrofoam

Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini
membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.


- SALAM -

Sabtu, 14 Maret 2009

Berapa Kali Anda Mengeluh Dalam Sehari?

Pertanyaan ini sepertinya tak pernah dilontarkan.
Yaaah cuma sekedar ngasi tau ajah!!
Ketika kalian mengeluh itu pertanda bahwa kalian tidak bersyukur.
Padahal berapa banyak nikmat yang udah Tuhan berikan setiap detiknya?
Bisa di itung gak?
Berapa kali dalam sehari kita mengeluh?
Entah tentang jalanan macet, temen yang rese gara - gara inilah.... itulah....
Truz,kapan bersyukurnya.......?
Padahal semua hal yang kita keluhkan akan terus ada tiap harinya.
Padahal setiap kita mengeluh ga pernah tuh terjadi perubahan secara singkat.
Contohnya ajah pas kita terjebak macet, troz kita ngeluh, apakah jalanan langsung jadi lancar?
Yang q tau seh jalani ajah semua tanpa keluhan.
Cukup syukuri segalanya.
Oiia,q punya satu tips yang mungkin mujarab gitu klo lagi bete ato apalah.
Ketika pikiran negatif yang pengenya ngeluh ato marah.
Tersenyumlah......
Karna senyuman ntu akan membantu energi positif yang terinjak oleh pikiran negatif untuk keluar.
En hasilnya bisa kalian rasakan sendri.
Selamat mencoba.


salam.....

-sen-